Trip to Japan (part 4 : Sado Island, I'm Coming!)

Sebelum pergi ke Sado, kami masih ada Ushitora. Gak apalah ngantuk-ngantuk. Pasti nanti tidur di bus. Hehe...

Mempersingkat cerita, aku sudah berada di bus, kami hari ini mau naik kapal feri ke Pulau Sado. Bayanganku itu, kapal ferinya pasti besar sekali. Bayangkan saja, kapalnya mampu memuat bus kami semua. Jumlah bus kami saja ada 9. Wow! Di bus, aku tiduuurrr terus. Palling hanya bangun kalau sudah sampai di bus stop. Kami juga makan paginya di bus, makan siangnya juga. Oh, ya. Tempat makannya itu lucuu sekali. Kayak kotak bekal. Tapi, cuma sekali pakai. Makanannya masih segar semua. Terus, nasinya itu bentuk pulau Sado. ^^

Tak terasa, kami sudah sampai di ferinya. Di dalamnya itu, wow! Keren sekali. Semua fasilitas ada. Tempat istirahat, makan, melihat pemandangan, menonton TV, bahkan tempat permainan. Sambil menunggu kapalnya jalan, aku dan mama melihat pemandangan di atas. Banyak sekali burung yang aku gak tahu namanya. Mereka berterbangan di dekat kapal. Banyak yang memberinya makan. Aku sih, udah mau coba. Tapi, takut. Soalnya kalau nanti dia patuk tanganku gimana? Akhirnya, aku cuma berfoto saja.









Ketika kapal sudah jalan agak jauh, aku dan mama berkeliling kapal dan menemuka salah satu toko udon. Yey! Memang, aku itu penggemar udon. Di Pontianak aja, kalau misalnya pergi ke restoran Jepang, aku pasti pesan udon. Masa, ke Jepang gak cobain udon? Sebenarnya di Taisekiji juga ada jual udon, tapi, ramai. Kemarin yang makan juga gak cobain udon. Soalnya udah habis. 

Udonnya itu, menurutku enak. Terus, lucunya, rumput lautnya itu berlendir banget. Jadinya, kayak makan sup yang ada di nasi ayam, Pontianak. Hehe... Bedanya dengan udon di Pontianak, Udon ini cuma disediakan dengan rumput laut. Mungkin, udon di Pontianak udah dimodifikasi. Bayangkan aja, kalau udon di Pontianak itu cuma sama rumput laut. Pasti gak ada yang makan.

Aku dan mama berpindah tempat ke ruang bersantai karena 1 kapal feri itu sudah kami jelajahi. Setelah sampai, aku langsung tidur. Tau-taunya, sudah sampai. Aku dan mama berjalan ke bus. Setelah semuanya sudah lengkap, kami pun jalan. 

Pemandangan di Pulau Sado
Suasana di pulau Sado beda sekali dengan di Tokyo. Walaupun aku baru melihatnya. Sado itu seperti pedesaan. Dimana-mana sawah. Makanya, pulau sado ini dibilang sebagai penghasil beras terbanyak dan terbaik di Jepang. Walaupun pedesaan, jalanannya tetap bagus. Tidak berlubang, luas, dan teraspal dengan baik. 

Kami pergi ke hotelnya untuk menaruh barang bawaan kami. Ketika masuk ke kamar, wow! Pokoknya kursinya, lemarinya, semuanya mirip dengan yang di film Doraemon. Hehe... Kami segera turun. Kami melanjutkan perjalanan ke gubuk Tsukahara. Itu sebenarnya sudah bukan gubuk lagi. Itu adalah monumen. Gubuk itu sekarang sudah gak ada lagi. Gubuk Tsukahara adalah tempat tinggal Budha Niciren Daisyonim ketika dibuang di Pulau Sado. Budha Niciren Daisyonim dibuang ke Pulau Sado karena peristiwa pemenggalan kepala Niciren Daisyonim gagal dilakukan di Tatsunokuci.

 
 







Kami kembali ke hotel dan akan makan malam. Makan malamnya itu. Ada sekitar 20 makanan untuk 1 orang saja. Wah! Tapi, makanannya sedikit-sedikit.

Sebelum pergi Onsen
Oh ya, setelah makan, aku dan beberapa orang lainnya, termasuk mamaku, ada pergi Onsen. Itu adalah permandian air panas. Namun, mandinya tidak boleh pakai baju. Sebenarnya agak malu juga sih... Tapi, kan, udah sampai. Kalau gak coba berarti percuma. Soalnya, cuma di hotel ini yang ada Onsen. Setelah berendam, kita harus menyiram kaki kita pakai air dingin. Kakiku saja langsung kesemutan. Tapi, malamnya itu, tidurnya nyenak. Sampai gak mau bangun lagi. :)

Di museum Pulau Sado.
Keesokan harinya, kami pergi gongyo di kuil Myogoji. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Pulau Sado. Di museum itu, kami tidak memerlukan guide. Soalnya, penjelasannya semua sudah dijelaskan oleh boneka. Bonekanya itu dibuat sesuai dengan bentuk aslinya. Bahkan sampai kerutan dimukanya sama persis. Aku kagum dengan orang yang buat bonekanya.

Di museum itu ada kejadian. Waktu bus kami mau jalan. Pemandu busnya sudah bertanya "Apakah sudah lengkap?" Kami semua menjawab lengkap. Bus pun jalan. Ketika sudah berjalan jauuuhhh sekali, tiba-tiba seorang ibu berteriak kalau teman sebelahnya itu tidak ada. Ibu itu tidak menyadari kalau teman sebelahnya tidak ada, soalnya, dia tadi minum obat dan ketiduran. Setelah bangun baru dia sadar. Akhirnya, kami kembali lagi ke museum Sado dengan perasaan agak takut dimarah. Soalnya, ibu yang kami tinggalkan itu galak orangnya. Ternyata, bukannya marah-marah, dia malahan nangis. Kami semua pun lega dan melanjutkan perjalanan kembali.

Kami sampai di gua tambang emas. Bukan berarti disana masih banyak emas. Gua ini dulu dibikin untuk pertambangan emas, namun ditutup dan dijadikan tempat wisata. Hawa dingin langsung menyambut kami semua. padahal masih belum masuk. Kira-kira di dalam itu 10 derajat, dan itu bukan karena AC. Yang aku bingung. Kata buku, semakin kita masuk ke dalam bumi, hawanya pun semakin panas. Tapi, ini semakin masuk, semakin dingin. Hayooo...

Perjalanan berlanjut ke taman Sado. Disana, kita bisa melihat pemandangan laut yang katanya bagus. Tapi, ketika aku lihat. Ya, biasa biasa aja. Nothing Special. Lebih cantik laut di Bali. Hehe... Banggalah dengan negara sendiri! Setelah itu, kami pergi ke Aquarium untuk melihat binatang yang tinggal di Sado. Banyak juga loh...

Acara wisata di taman adalah tempat tujuan kami yang terakhir di Pulau Sado. Besok kami akan berangkat ke Tokyo! ^^

See you again Sado!

Komentar

Postingan Populer