Trip to Japan (part 3 : Kegiatan Selama di Kuil Pusat)



Selama di kuil pusat, kami ada pergi ke banyak tempat. Di kuil pusat hari kedua, kami ada pergi ke makan 3 petani Asuhara, kemudian ada pergi ke tugu peringatan pencapaian konserufu.

Ketika di prasasti peringatan konserufu, aku dan mama sudah mencari-cari rombongan yang dari Pontianak. Memang sih, kami juga dari Pontianak. Tapi, kami tidak bersama mereka tadi. Soalnya, kami jalan duluan untuk mendengarkan penjelasan biksu. Kami pikir, mungkin ketinggalan .

Perjalanan berlanjut ke pagoda lima tingkat. Pagoda tersebut melambangkan 5 unsur yang tedapat di tubuh manusia, yaitu, air, api, udara, tanah, dan ruang. Tapi sayangnya, kami tidak bisa masuk untuk berfoto. Soalnya bangunannya lagi direnovasi. Setelah itu, ada pergi ke makam Budha Niciren Daisyonim, dan biksu tertinggi turun temurun lainnya. Setelah itu, tour pun selesai. Yang anehnya, dalam perjalanan, aku dan mama tidak menemui satupun orang yang dari Pontianak.

Ketika pulang, banyak orang dari Pontianak yang mencari kami. Ternyata, setelah melalui perdebatan yang panjang lebar. Hanya aku dan mamaku yang benar. Karena yang lain kesibukan foto, jadinya ketinggalan. Ketika mereka berjalan, ada 2 cabang, kiri dan kanan. Aku dan mama melewati kiri. sedangkan mereka lewat kanan. Habislah mereka.
Di Hoando

Kami juga ada pergi ke Hoando. Hoando adalah gudang pusaka tempat penyimpanan Dai Gohonzon. Itu adalah Gohonzon pertama yang ditulis oleh Budha Niciren Daisyonim.

Hari ketiga di kuil pusat diawali dengan ushitora (ushi = 1-3 tora = 3-5) berarti, ushitora adalah gongyo yang dilakukan diantara jam 1 sampai jam 5.  Jadi, subuh-subuh kami pergi ke Kyakuden (ruangan untuk Ushitora). dingin-dingin, terus, lagi ngantuk-ngantuk tiba-tiba dikejutin sama gong besar yang dibunyikan gak cuma sekali. Aku juga gak tahu tujuannya apa. -_-

Setelah itu, ada upacara Oko yang dilaksanakan di Miedo. Namun, kuota pesertanya terbatas. Jadi, aku gak ikut. 

Oh, ya... Sebelum balik ke sonibo (tempat kami tidur), aku, mama dan masih banyak lagi berfoto dulu. Hehe... Soalnya pas nampak gunung fuji sih... Setelah foto, aku langsung melanjutkan tidurku yang nyenak.

Kami hari ini tour pergi ke Miedo. Miedo adalah tempat dimana dilaksanakannya upacara Oko.

Setelah itu, lanjut ke Mutsubo (Mutsu = enam). Mutsubo berarti enam ruangan. Namun, sekarang Mutsubo hanya tersisa 1 ruangan karena seiring berjalannya waktu, bangunan lainpun sudah mulai dibuat. Jadi, tempat ini hanya tersisa 1 ruangan yang digunakan oleh biksu pelajar untuk gongyo. Oh ya, bangunan ini keren loh, selain lampu dan speaker, tidak ada unsur logam di bangunan yang dibangun pertama kali oleh biksu tertinggi kedua ini.


Kami lanjut perjalanan ke Kyakuden (aula tempat menerima tamu), tempat Ushitora tadi pagi. Ternyata, ruangan Mutsubo dan Kyakuden hanya dihubungkan oleh satu terowongan! Jadi, gak usah susah-susah pakai sepatu lagi!

Setelah gokaihi di Hoando, kami berangkat menuju Myorenji. Myorenji adalah rumah milik penyumbang tanah Taiseki-ji ini. Perjuangan untuk ke Myorenji pun gak gampang. Harus lewatin sawah, jalan berbatu, jauh lagi. Yang keren dari Myorenji adalah altarnya sudah berusia ratusan tahun, tapi masih tetap bagus.
Perjuangan ke Myorenji juga gak sia-sia (menurutku). Disana, kami dikasih teh dan mochi. Enak kan?
Di Myorenji

Kami balik kembali ke sonibo untuk gongyo, makan, mandi, dan beristirahat. Serta bersiap-siap untuk pergi ke Pulau Sado!

Komentar

Postingan Populer