Reach 2014 (part 1) : Persiapan sebelum Reach
This is first time. Yup! Aku baru pertama kali ikut reach. Acara yang diselenggarakan oleh YPSBDI. Acaranya itu seperti lomba per daerah untuk anak SD yang hampir naik SMP, SMP, SMA, dan kuliah. Kalau yang lebih kecil, bisa mengikuti Tunas Keren.
Pertama kali aku diajak untuk mengikuti acara ini, dalam hati aku berkata, "Enggak mau! Aku kan masih terlalu kecil untuk ikut acara ini," Setelah diajak oleh teman-teman yang ada di vihara dan dirayu oleh mama, aku pun akhirnya mengangguk. Aku pun terkejut karena diminta menjadi PJ atribut dan logo. Masa anak yang baru pertama kali ikut Reach ini sudah jadi PJ? Ya sudahlah... Aku pun terima saja. Tugas menjadi PJ atribut itu susah. Mengapa?
Karena PJ itu harus membuat rancangan atribut yang akan dikenakan pada saat Reach. Atribut juga diperlombakan loh. Kalau masuk final PJ atribut harus mempresentasikan atribut nya. Aku juga harus membuat logo.
Atributnya pertama kali dibuat dengan yang mini. terus diubah. Lalu dibuatlah. Ternyata, membuat atribut tidaklah mudah. Banyak bahan kain yang tidak ada. Akhirnya, atributnya memakai bahan diadora dan TC.
Aku membuat logo yang bergambar tangan yang sedang meraih bumi dan bumi tersebut ada tanda positif. Tetapi rancangan tersebut ditolak karena banyak logo seperti itu di internet. Kemudian, aku membuat logo monyet yang dikelilingi tali tambang. Ditolak lagi! karena katanya takut dianggap kalau orang-orang di kontingen kami itu monyet. Hahaha... :p Logonya akhirnya menjadi tangan-tangan yang sedang meraih proton. Mengapa menggunakan logo itu?
logo The Protonic Force |
Kami sedang menyelesaikan photo booth |
Di Reach juga ada studio-studio. Studio itu seperti kelas. Aku mengikuti studio foto basic. Banyak banget studionya. Memasuki studio foto ini butuh perjuangan. Kuotanya cuma 1 orang. Sedangkan yang mau masuk itu 5 orang. Susah juga ya...
Oh ya! Ada juga perlombaan atraksi. Seperti menampilkan tarian, drama, nyanyian, dll per kontingen. Pertama kali latihan, masih belum terasa capek. Karena hanya pembagian kelompok tarian. Aku menari di awal. Tariannya sih, pertamanya gampang. Tapi, tarian kami tiba-tiba diubah. Kali ini menjadi lebih susah dan benar-benar capek. Mengapa?
Udah kena marah pelatihnya, pulang malam, dan masih banyak lagi. Pelatihnya pernah marah sampai teman-temanku itu nangis. Kadang aku juga kesal sih. Soalnya kalau ada satu orang yang salah pasti semua diulangi.
Salut... Teruskan perjuanganmu, dik... Masa depan gemilang harus direbut.....
BalasHapusMakasih @Chandra Ireng
Hapus