Travelling to Malaysia (part 6: Genting)



di genting
Pagi-pagi sekali, kami pergi ke Larkin Terminal untuk naik bus untuk ke Genting. Kami check out dari hotel lalu naik taksi ke sana. Sesampainya di sana, mama mencari counter bus. Aku, Willsen, Winny, kou-kou dan tio-tio menunggu papa dan mama yang pergi mengambil tiket. Kami menunggu cukup lama. Papa pun datang. Papa mengajak kami pergi. Aku cukup senang karena aku berpikir akan pergi ke Genting. Ternyata, counternya masih belum buka. Kami menunggu counter itu buka. Aku menunggu sambil baring. Tanpa sadar, aku pun tertidur. Aku dibangunkan kou-kou karena akan naik bus. Setelah sampai di bus, kami menaruh koper-koper dan naik ke dalam. Bus pun jalan!

Aku tidak bisa tidur. Aku sangat senang! Tapi, tiba-tiba bus berhenti. Mamaku meminta kami untuk turun. Aku membangunkan papa yang sedang mendengkur ria. Kami turun dari bus. Kata supir bus, kami harus menunggu bus lain yang pergi ke Genting. Kami menunggu lama dengan cuaca yang panas. Untung papa membelikan kami coklat. Sambil makan coklat, sebuah bis berhenti di sana. Itu bukan bus yang akan kami naik. Beberapa penumpang juga naik. Mama menyuruhku untuk tidur.

Bus berhenti di suatu tempat. Aku mengerjap-ngerjapkan mata. Kami turun. Aku menatap bingung. Aku bingung karena kami bukan berada di First World hotel. Oh ya, First World hotel adalah hotel di Genting yang paling besar dan langsung sambung dengan Indoor nya. Kami memang bukan di First World hotel. Kami berada di Mushroom terminal. Kami harus naik bus lagi untuk ke First World hotel karena outdoor di sana dibongkar untuk diganti dengan permainan baru. Kami menaruh tas dan koper. Kami turun ke bawah untuk melihat-lihat. Kami masuk ke snow world.

Hidungku susah bernapas. Kami sudah masuk ke dalam snow world. Kami jalan-jalan. Ada fotografer yang memotret kami yaitu, orang yang memang bekerja di sana, papa dan mama. oh ya, papa dan mama tidak masuk. Kami tidak bermain terlalu lama karena dinginnnnn sekali.
Setelah itu, kami pergi ke Believe it or not. Kami melihat hal-hal yang tidak mungkin. Willsen dan Winny tidak mau masuk karena takut. Mau tak mau kou-kou menemani. Tidak seram bah.... Cuma ada patung dan foto-foto. Kami melewati jalan keluar yang membuat kami pusing tujuh keliling. Itu hanya jembatan biasa. Tapi, ada lampu titik-titik berwarna hijau menyinari sekitar. Ketika melewati jembatan, kepalaku pusing sekali! 
foto dari kereta gantung
Akhirnya, kami selesai melewati jembatan itu. Karena sudah capek, kami pergi ke hotel dan tidur. Sedangkan papa dan tio-tio pergi ke casino. 

kami naik mini train
Keesokan paginya, kami breakfast di hotel. Setelah breafast, kami bermain bowling. Aku baru tahu kalau bowling itu berat sekali. Aku yang tidak bisa bermain ini, melempar bowling sampai jatuh. Akibatnya, tulang ekorku (tulang yang dekat pantat) sakit. Berjalan saja terasa sakit. Setelah bermain bowling, papa dan tio-tio pergi ke casino lagi. Kami pergi membeli tiket. Permainannya itu, mainan anak kecil. Kami naik mini train. Itu benar-benar cocok dibilang mini train. kereta kecil dan jalannya lambat. Kami naik beberapa permainan. Mama mengusulkan untuk naik kereta gantung. Kami pergi menjemput papa . Ternyata, papa dan tio-tio sudah lebih dulu ke kamar. 
Kami kembali ke kamar. Tak lama kemudian, kami sudah bersiap turun!

Angin berhembus kencang. Kami sudah berada di dekat tempat naik kereta gantung. Kami naik kereta gantung. Cuacanya berkabut sehingga tidak nampak apa-apa. Setelah lebih rendah, mulai tampak pohon-pohon. Kami sempat selfie di dalam kereta gantung. Kami turun ketika sudah sampai. Kereta gantung di Genting itu merupakan kereta gantung terpanjang di Asia Tenggara. Tapi, tidak lebih panjang dari tembok cina.... wkwkwk. Kami turun untuk membeli beberapa barang. Kami ada membeli beberapa cemilan.
Setelah semua yang dibutuhkan telah dibeli, kami pun naik kereta gantung dan kembali ke hotel. 

Di hotel, mama, papa, kou-kou, dan tio-tio pergi ke casino. Tio-tio meninggalkan handphone nya yang telah diisi kartu internet untuk Wi-fi direct. Kami pun bisa bermain Growtopia. Beberapa jam kemudian, mama pulang. Perut kami lapar. Mama mentraktir kami makan Marry Brown karena mama menang 200 ringgit. Kami pun makan. Ketika kami makan, papa dan tio-tio datang. Mama lupa membelika punya dua orang besar itu. Untung saja kami sudah hampir selesai, jadi tidak apa-apa. Setelah makan, kami pun tidur.

Besok, kami akan pergi ke KL!

Komentar

Postingan Populer