Cap Go Meh 2015



Pada tanggal 18 Februari 2015, yaitu hari dimana sehari sebelum Cap Go Meh. Aku dan adik sepupuku naik ke rumahku yang berlantai empat dan belum jadi untuk bermain lentera. Kami memang masih belum pernah bermain lentera.

Lentera pertama dinyalakan. Karena masih belum bisa, lentera pertama yang dinyalakan terbakar akibat angin yang lebat dan kami belum ahlinya bermain lentra.

Lentera kedua dinyalakan. Kami mencoba menutup bawah lentera tersebut dan menyisakan beberapa lubang di bagian atas. Ketika lenterannya mulai menggembung, kami mencoba melepaskannya. Lentera tersebut mulai terbang sedikit demi sedikit. Karena terkena terpaan angin, lentera tersebut agak jatuh. Kami berusaha menangkapnya, namun tidak bisa. Tapi, karena kekuatan angina, lentera tersebut bisa terbang dan menampakkan cahayanya sekitar satu menit sebelum mati dan jatuh di tempat yang aku tidak ketahui.

Kami sudah senang dan mencoba menyalakan lentera ketiga. Namun, kekuatan angin membuat lentera 
tersebut terbang sambil membakar satu sisi. Lentera tersebut jatuh di atap orang. Kami takut api ddi lentera tersebut dapat membakar atap rumah tersebut. Kemudian, angin pun datang membantu, menerbangkan lenteranya lagi. Baru naik beberapa meter, lentera tersebut sudah jatuh. Kami takut lagi lentera tersebut dapat membakar rumah orang. Setelah ditunggu beberapa saat, tidak terjadi apa-apa. Karena masih agak takut, aku dan pamanku, serta adik sepupuku mencari lentera tersebut dengan naik sepeda motor. Kami menemukan lentera tersebut di samping mobil orang. Untung saja lentera tersebut tidak jatuh sedikit ke kanan lagi. Kalau sedikit lagi, pasti sudah terbakar mobil itu.

Lentera keempat tidak dinyalakan karena takut terbakar lagi. Kamipun turun dan pulang ke rumah sambil pesta air putih dingin!

Tanggal 19 Februari 2015, hari Cap Go Meh. Sebelum pergi menonton naga, kami makan dulu di rumah amaku (nenekku). Makanannya itu, enak loh…

Setelah makan, kami pergi ke jalan GajahMada untuk melihat atraksi naga dan barongsai. Hampir setengah jam menunggu, tidak ada atraksi. Panas matahari sudah membuat kakiku menjadi sate gosong. Setelah itu, mulai muncul satu, dua, tiga, dan masih banyak lagi atraksi-atraksi yang (menurutku) membosankan. Mengapa?

Soalnya, setiap tahun, atraksinya itu cuma, naga, barongsai, naga, barongsai, naga, barongsai, tatung, atraksi daerah, naga. Setiap tahun sama saja. Udah panas, gak dapat apa-apanya yang menarik lagi!
Aku hanya berfoto sebentar dan tidak mampu menahan panas. Aku dan mamaku pun duluan pulang dan pergi menonton di bioskop. Lebih baik, menonton film dan terkena terpaan angina AC daripada diluar panas dan sesak!

Komentar

Postingan Populer